EMPAT PILAR YANG MESTI KITA JAGA
Sepenggal Lagu yang diciptakan Powerslaves diatas merupakan sebuah harapan yang menjadi cita-cita kami sebagai anak bangsa, sudah terlalu banyak perjuangan yang dilakukan founding father bangsa ini terhadap negeri tercinta, akan tetapi seiring dengan berkembangnya jaman, nilai-nilai yang menjadi dasar sikap dan menjadi karakter bangsa ini perlahan mulai memudar.
Berbagai fakta dan fenomena yang berkembang menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai terutama oleh kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan, seperti tercermin dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme, dan liberalisme sehingga menggerus nilai-nilai gotong royong, musyawarah mufakat, toleransi, persatuan dan kesatuan.
Perwujudan Empat Pilar Kebangsaan Indonesia yang menjadi dasar kekuatan bangsa Indonesia saat ini dirasakan harus segera diimplementasikan kedalam perwujudan dan yang lebih kongret dan nyata. Untuk itu kami sebagai bagian dari bangsa Indonesia merasa perlu untuk membantu pemerintah dalam upaya mensosialisasikan perwujudan Empat Pilar Kebangsaan Indonesia tersebut dalam format yang lebih dirasakan besar manfaatnya bagi bangsa ini dengan sebuah penyelenggaraan event besar meliputi seluruh elemen masyarakat dan melingkupi semua aspek kehidupan sosial, berbangsa dan bernegara.
Berbagai fakta dan fenomena yang berkembang menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai terutama oleh kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan, seperti tercermin dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme, dan liberalisme sehingga menggerus nilai-nilai gotong royong, musyawarah mufakat, toleransi, persatuan dan kesatuan.
Perwujudan Empat Pilar Kebangsaan Indonesia yang menjadi dasar kekuatan bangsa Indonesia saat ini dirasakan harus segera diimplementasikan kedalam perwujudan dan yang lebih kongret dan nyata. Untuk itu kami sebagai bagian dari bangsa Indonesia merasa perlu untuk membantu pemerintah dalam upaya mensosialisasikan perwujudan Empat Pilar Kebangsaan Indonesia tersebut dalam format yang lebih dirasakan besar manfaatnya bagi bangsa ini dengan sebuah penyelenggaraan event besar meliputi seluruh elemen masyarakat dan melingkupi semua aspek kehidupan sosial, berbangsa dan bernegara.
Wakil Gubernur Jawa Timur
Saifullah Yusuf mengungkapkan, ada empat pendekatan untuk menjaga empat
pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal
Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keempat pendekatan tersebut
yaitu pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan struktural, dibutuhkan
karena saat ini pemahaman generasi muda terhadap 4 pilar kebangsaan
menipis.
-- Saifullah Yusuf
Keempat
pendekatan tersebut yaitu pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan
struktural, dibutuhkan karena saat ini pemahaman generasi muda terhadap 4
pilar kebangsaan menipis. Hal tersebut diungkap Saifullah saat
membuka seminar "Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" di Hotel
Majapahit Surabaya, Jawa Timur, Senin (12/11/2012).
Pendekatan
kultural adalah dengan memperkenalkan lebih mendalam tentang budaya dan
kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini dibutuhkan agar pembangunan
oleh generasi muda di masa depan tetap mengedepankan norma dan budaya
bangsa.
Pembangunan yang tepat, lanjut Saifullah harus
memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu daerah tanpa
menghilangkan adat istiadat yang berlaku.
"Generasi muda saat ini
adalah calon pemimpin bangsa, harus paham norma dan budaya leluhurnya.
Sehingga di masa depan tidak hanya asal membangun infrasturktur modern,
tetapi juga menyejahterakan masyarakat," katanya.
Pendekatan
edukatif perlu karena saat ini sangat marak aksi kriminal yang dilakukan
generasi muda, seperti tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan.
Kebanyakan aksi tersebut terjadi saat remaja berada di luar sekolah
maupun di luar rumah. Oleh sebab itu perlu ada pendidikan di antara
kedua lembaga ini.
"Di rumah kelakuannya baik, di sekolah juga
baik. Namun ketika di antara dua tempat tersebut, kadang remaja berbuat
hal negatif. Ini yang sangat disayangkan. Orangtua harus mencarikan
wadah yang tepat bagi anaknya untuk memaknai empat pilar kebangsaan
semisal lewat kegiatan di Pramuka," ucapnya.
Pendekatan hukum
adalah segala tindakan kekerasan dalam bentuk apapun harus ditindak
dengan tegas, termasuk aksi tawuran remaja yang terjadi belakangan.
"Norma
hukum harus ditegakkan agar berfungsi secara efektif sehingga
menimbulkan efek jera bagi pelaku kriminal sekaligus menjadi pelajaran
bagi orang lain" tegasnya.
Pendekatan yang terakhir adalah
pendekatan struktural. Keempat pilar ini perlu terus diingatkan oleh
pejabat di seluruh tingkat. Mulai dari Ketua Rukun Tetangga, Rukun
Warga, kepala desa, camat, lurah sampai bupati/wali kota hingga
gubernur.
"Semoga bangsa ini menjadi semakin kuat, bersatu, dan maju melalui empat pendekatan ini," ujarnya.
Dalam
kesempatan itu, Kakanwil Kemenkumham Jatim Y Ambeg Paramarta
mengatakan, salah satu solusi menjawab krisis moral yang terjadi di
Indonesia adalah melalui penguatan pendidikan kewarganegaraan.
"Pendidikan
ini memperkokoh karakter bangsa dimana warga negara dituntut lebih
mandiri, tanggung jawab, dan mampu menghadapi era globalisasi melalui
transmisi empat pilar," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, fungsi
Pancasila adalah sebagai petunjuk aktivitas hidup di segala bidang yang
dilakukan warga negara Indonesia. Kelakuan tersebut harus berlandaskan
sila-sila yang terdapat di Pancasila.
Sedangkan UUD 1945 merupakan
konstitusi negara yang mengatur kewenangan tugas dan hubungan antar
lembaga negara. Hal ini menjiwai Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang merupakan sadar segenap warga bangsa untuk mempersatukan wilayah
nusantara.
"Semboyan Bhinneka Tunggal Ika melengkapi ketiga hal
tersebut karena mengakui realitas bangsa Indonesia yang majemuk namun
selalu mencita-citakan persatuan dan kesatuan," katanya.